Pengembangan Organisasi Siswa (OSIS) Melalui Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif di SMP Tut Wuri Handayani Kota Cimahi)

Authors

  • Hanny Rahayu Universitas Sangga Buana YPKP

DOI:

https://doi.org/10.32897/techno.2020.13.2.475

Abstract

Pendidikan merupakan komponen penting dalam membentuk potensi peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan terutama pada lingkup formal. Potensi yang diharapkan adalah agar peserta didik mempunyai nilai-nilai terhadap Pendidikan Kewarganegaraan, baik secara vertikal maupun horizontal, terutama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk mencapai tersebut, maka dibutuhkan wadah pengembangan peserta didik, yaitu salah satunya organisasi siswa (OSIS).  Penelitian ini difokuskan pada upaya pengembangan organisasi siswa (OSIS) melalui Pendidikan Kewarganegaraan pada SMP Tut Wuri Handayani Kota Cimahi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan organisasi siswa (OSIS) melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk menggambarkan secara mendalam mengenai upaya pengembangan organisasi siswa (OSIS) melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa pengembangan organisasi siswa (OSIS) melalui Pendidikan Kewarganegaraan adalah meningkatkan nilai-nilai religius dengan mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Selain itu, adanya penerapan cinta tanah air dan mengedepankan nilai-nilai demokrasi.

References

Alenmarlis. (2010). Informasi tentang Organisasi Siswa Intra Sekolah.(Online) http://alenmarlissmpn1gresik.wordpress.com/2010/10/16/informasitentang-organisasi-siswa-intra-sekolah-osis/. Diakses 17 April 2012.

Branson, M.S. (1998). The Role of Civic Education, A Forthcoming Education Policy task Force Position Paper from the Communitarian Network.

Busri, E. 2009. Mengembangkan Sikap Toleransi dan Kebersamaan Di Kalangan Siswa. Volume 1 (2). Hlm. 4.

Budimansyah, D dan Syaifullah (Ed). (2006). Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Lab. PKn FPIPS UPI.

Budimansyah, D dan Karim Suryadi. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Prodi PKn SPs UPI.

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Cogan, J.J. (1999). Citizenship for the 21 Century : An International Perspective on Education. London : Cogan Page.

Muhyadi. (1989). Organisasi Teori, Struktur dan Proses. Jakarta: Depdikbud

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. (2006). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: UGM Press.

Nisviliyah, L. 2013. Toleransi Antarumat Beragama Dalam Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Vol 2 (1). Hlm. 2.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Quigley, C.N. (1991). Civitas: A Frame Work for Civic Education. Calabasas: CCE.

Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Nomor : 226 Tahun 1992 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler.

Somantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Supriatna, Mamat. 2010. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alinea IV

Undang-Undang NKRI Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Widjaja. 2000. Penerapan Nilai-nilai Pancasila dan HAM di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Downloads

Published

2020-10-27